Belajar bersabar atas kekurangan orang tua



Allah telah memerintahkan agar selain mensyukuri Allah, kita juga harus mensyukuri kedua orang tua yang menjadi perantara kehadiran kita di tengah-tengah kehidupan di dunia ini.

SEMUA KETENTUAN telah ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta. Allah mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk bagi manusia. Seandainya kita bisa memilih tentulah kita akan memilih apa yang terbaik menurut kita. Kita ingin lahir dari orang tua yang memiliki segalanya, orang tua yang kayam mempunyai kedudukan dan jabatan yang tinggi di masyarakat, dan orang tua yang sempurna tanpa cacat sedikitpun. namun kenyataan berbicara lain, mungkin diantara kita ada yang lahir dari keluarga yang tidak kaya, atau dari orang tua yang fisiknya tidak normal. lantas bagaimana kita menjalani takdir semacam ini.

Syukur dan kesederhanaan

bersykur, itulah kinci seseorang dapat hidup secara sederhana dan bersahaja. karunia apapun yang diberikan oleh Allah kepada kita, baik itu berupa kesenangan ataupun kesusahan, adalah sebagai ujian bagi kita, apakah nantinya dengan tersebut kita dapat bersyukur dengan sabat menerimanya atau malah membuat kita menjadi kufur. Allah berfirman dalam QS AnNaml ayat 40 yang artinya " Ini adalah sebagian anugerah Tuhanku, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur." kita akan celaka dunia akhirat apabila ujian tersebut membuat kita kufur. dan Alhamdulillah apabila dengan ujian tersebut kita semakin dekat dengan Allah dan semakin bersyukur kepadaNya.

Begitu juga terhadap kedua orang tua, yaitu ibu dan bapak kita. secara tegas Allah telah memerintahkan agar selain mensyukuri Allah, kita harus mensyukuri kedua orang tua kita yang menjadi perantara kehadiran kita di tengah-tengah kehidupan ini. Surat Luqman ayat 14 menjelaskan hal ini, "Bersyukurlah kepadaKu, dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu."

Apabila kita telah mampu menerima dan bersyukur atas apa yang diberikan Allah kepada kita, beruoa orang tua yang tidak seperti yang kita harapkan. Maka kita akan mampu untuk hidup dalam kesederhanaan, dan kita akan dapat menjalani takdir yang dikaruniakan Allah dengan hati yang lapang.

Dengan hidup sederhana ini, perasaan minder yang mungkin muncul akibat kekurangan pada diri orang tua kita, insya Allah bakal terkikis dengan sendirinya. kita tidak perlu malu lagi untuk memperkenalkan ibu dan bapak kita kepada orang lain. karena hanya kesombonganlah yang membuat kita tidak dapat menerima kekurangan pada diri sendiri.

kekurangan orang tua tidak hanya kekurangan masalah materi atau fisik saja, kekurangan orang tua juga bisa berasal dari diri kita sendiri. karena tuntutan kita yang terlalu banyak kepada ibu dan bapak kita. tidak sedikit anak-anak yang tidak mensyukuri keberadaan orang tuanya, meski orang tuanya itu bisa dibilang orang yang kaya. perilaku demikian tidak mencerminkan perilaku seorang muslim, sebab seorang muslim akan menerima keadaan tersebut sebagai takdir dari Allah SWT. karena hanya Allahlah yang menentukan kekayaan, jodoh, dan matinya seseorang, seperti halnya dari keluarga mana dan keluarga apa kita dolahirkan. dan Rasulullah SAW mengenai hal ini telah bersabda : "Kemudian diutus malaikat untuk meiupkan ruh padanya, lalu diperintahkan untuk menuliskan empat hal: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya." (HR Bukhari dan Muslim)

Islam juga mengajarkan bahwa segala sesuatu yagn kita kehendaki tidak selamanya akan terpenuhi. FIrman Allah dalam surat AlInsan ayat 30, yang artinya : "Apa yang kamu kehendaki, (tidak dapat terlaksana) kecuali dengan kehendak Allah jua."

Maka seyogyanya kita berkhusnudzon kepada Allah SWT, karena Dia Maha Mengetahui kemampuan manusia. mungkin apabila kita terlahir menjadi orang yang bebas melakukan apa saja kerena mempunyai harta, sehingga kita tidak terkendali untuk melekukan hal-hal yang dapat menghinakan kedua orang tua kita, atau bahkan membinasahkan kita. se[erti pergaulan bebas dan pecendu narkoba.

Dan mungkin dengan ditakdirkan lahir dari orang tua yang tidak kaya, kita menjadi orang yang rendah hati dan sholeh, sehingga dicintai oleh Allah dan RasulNya.

Ketika orang tua sakit

penyakit dapat menghinggapi kita semua. Dan tatkala penyakit itu menimpa salah satu dari orang tua kita, sudah sepentasnya kita sebagai anaknya untuk merawat dan menjaganya. Siti Fatimah putri Rasulullah SAW pun selalu manemani dan berada di dekat pembaringan Rasulullah SAW ketika beliau sedang sakit, putri kesayangan RAsulullah SAW ini senantiasa sabar dalam merawat ayahandanya. Siti Fatimah tidak henti-henti menciumi ayahandanya ketika sakitnya semakin bertambah keras. menunjukkan betapa sayangnya beliau kepada rasulullah SAW.

memang seharusnya penyakit yang diderita orang tua kita, tidak menjadi beban bagi kita, walaupun penyakit tersebut sangat akut. justru keadaan tersebut merupakan saat yang baik untuk menunjukkan bukti rasa sayang kita kepada kedua orang tua kita. sambil merawat mereka dengan penuh kasih sayang serta dengan kesabaran, kita dapat mendoakan atas kesembuhan dan ampunan dariNya.

Ketika orang tua lanjut usia

Dalam memperlakukan orang tua, Allah telah memberikan petunjuk dalam surat Al Isra ayat 23-24 yang artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu mambantah mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan-perkataan yang mulia." dari ayat ini nampak bahwa Islam memerintahkan kepada manusia agar memperlakukan kedua orang tuanya dengan baik. misalnya, apabila kita berdiskusi atau membicarakan suatu masalah dengan ibu bapak kita, karena dengan semakin lanjut usia mereka, tentu daya tangkap suatu permasalahan juga akan semakin menurun, untuk itu kita dituntut untuk mesti bersabar dalam menghadapinya. kita tidak boleh mencela perkataan mereka atau bahkan menghardiknya."

Apabila ketika orang tua kita sudah sangat sepuh dan sudah pikun. dan memperlakukan orang yang sudah lanjut usia tersebut, seperti halnya mamperlakukan anak balita, maka dalam memperlakukan mereka harus penuh dengan ketelatenan dan kesabaran, karena pada umumnya pada usia tersebut selalu menginginkan hal-hal yang tidak lazim, seperti ingin pergi ke rumah saudara sendiri padahal jalanpun mereka sudah terseok-seok, ingin menginap di rumah anak-anaknya secara bergantian, dan karena mereka sudah pikun kadang buang airpun dilakukan di tempat tidur.

Memang orang tua kadang kala berucap agak kasar kepada anaknya, namun kita harus maklum dengan hal tersebut. boleh jadi kita yang bersalah, mungkin orang tua kita sedang menginginkan sesuatu. bukankah waktu kecil kita jika menginginkan sesuatu selalu sambil berteriak-teriak. maka sekaranglah saatnya kita membayar apa yang telah kita perbuat dulu pada orang tua kita.

Oleh sebab itu agar perasaan kita dapat dengan ikhlas merawat kedua orang tua yang sudah lanjut usia tersebut, maka coba kita ingat bagaimana mareka merawat kita di waktu kita masih kecil, bagaimana ibu kita mengandung janin kita selama 9 bulan. Allah berfirman : "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapakmu, hanya kepadaKulah kembalimu." (QS Lukman 14). demikian pula, ayah kita yang bekerja keras untuk membiayai keperluan kita, baik untuk sekolah , membesarkan kita maupun yang lainnya. bersabar merupakan tindakan yang baik dalam mengurus kedua orang tua kita, karena dengan bersabar selain mendatangka pahala, Allah menjanjikan hal lain dalam QS Huud ayat 115 yang artinya "Dan bersabarlah,, karena sesungguhnya Allahtiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan." semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dalm merawat kedua orang tua kita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lima Cara Melembutkan Hati

60 Adab Penuntun Ilmu Syar'i